Ajangbola.com - Langkah pembekuan organisasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) oleh Kemenpora menjadi perhatian khusus masyarakat dari berbagai kalangan juga terutama bagi para supporter.
Terbaru sebuah seruan yang ditujukan kepada Menpora dan PSSI untuk segera mengakhiri polemik juga ditunjukan oleh kelompok supporter PSM Makasar. Mereka meminta agar kedua kedua belah pihak baik Menpora dan PSSI untuk segera bersatu.
Seperti dilansir Sindonews.com, Sekertaris kelompok suporter PSM, Sadakati Sukma mengatakan, seharusnya pihak Menpora dan PSSI harus bersatu untuk prestasi sepak bola nasional. "Harusnya mereka duduk bersama demi kemajuan prestasi sepak bola Indonesia," kata dia saat dikonfirmasi.
Pria yang akrab disapa Sadat ini mengatakan, untuk saat ini kedua pihak tersebut mengklaim untuk memperbaiki sepak bola nasional, tapi nyatanya kata dia, saat ini semakin tidak jelas. "Pemain, klub, timnas dan paling utama masyarakat dan penikmat sepak bola yang jadi korban karena ini," ungkapnya.
Hingga saat ini, belum ada kepastian soal bergulirnya kembali kompetisi tertinggi di Indonesia Qatar National Bank (QNB) league. Meski PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi telah mengumumkan jika liga kembali digulirkan pada 25 April. Namun, terjadi simpang siur, menyusul surat Menpora kepada kepolisian untuk tidak memberikan izin pertandingan.
Kondisi ini lanjut Sadat, membuat sejumlah elemen liga menjadi tidak jelas, termasuk tim Juku Eja melawan Persegres Gresik yang akan dilakukan pada Minggu, (26/4) mendatang. "Sekarang semakin tidak jelas, kita berharap kedua pihak ini bijak melihat sepak bola Indonesia ke depannya," ungkapnya.
Hal yang sama disampaikan dedengkot The Maczman Andi Syam Paswah. Pria yang akrab disapa Coklat ini menyerukan agar Menpora dan PSSI bisa menyatu membangun prestasi. "Kompetisi bermuara pada prestasi. Harusnya jangan jaga gengsi untuk sebuah supremasi," katanya.
Selain itu, Coklat mengatakan, kompetisi harus tetap jalan agar bisa meraih prestasi dengan baik, apalagi untuk saat ini. "Kompetisi harga mati bagai sebuah harga diri," jelasnya yang juga saat ini menjabat sebagai Menteri Seni dan Kreasi The Maczman. (Sindonews)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)