Juventus berhasil mengamankan poin penuh setelah mengalahkan Roma sengan skor 3-2 pasa laga yang berlangsung di Juventus Stadium, namun kemenangan Nyonya Tua masih menjadi perdebatan oleh banyak pihak setelah sang pengadil lapangan kala itu, Gianluca Rocchi memberikan tiga penalti, dua di antaranya untuk skuat tuan rumah di babak pertama.
“Juventus-Roma bukan laga indah dari berbagai respek, terutama kontroversi selama dan setelah pertandingan,” tutur pelatih tim nasional Rusia, dikutip Football Italia.
“Saya kecewa, karena ini seharusnya menjadi contoh sepakbola Italia kembali ke level atas. Perbedaannya adalah bagaimana mereka terbiasa untuk menang. Ada klub di mana Anda pergi dan bernapas dalam mental juara. Juventus memiliki mental itu.”
Dalam kesempatan yang sama, Capello juga mengomentari kondisi sepakbola Italia beberapa tahun terakhir. Pelatih yang juga pernah menangani AC Milan itu menganggap tak banyak tim Italia yang mampu bersaing di papan atas saat ini.
“Ketika saya melatih Milan ada tujuh tim bersaing untuk Scudetto, karena di sana juga ada presiden hebat.
“Sekarang klub tersisa hanya Roma, Juve dan Napoli. Yang lainnya hanya berkompetisi sederhana.
“Level pemain di Serie A juga merosot. Jika Anda latihan dengan pemain besar, Anda belajar dan berkembang. Sekarang, tidak memiliki pemain top dalam skuat, mereka meniru level medioker,” lanjut Capello.
“Di luar negeri klub yang memiliki uang bisa membeli pemain paling berbakat, jadi mereka mengambil mental juara. Untungnya dalam krisis ekonomi ini sepakbola Italia melakukan pekerjaan bagus menemukan pemain asing muda berbakat. Hanya ada satu pemain top datang dan itu adalah Carlos Tevez.”
