Indra menjelaskan, selama melakoni Tur Nusantara di Jawa dan Kalimantan, Evan Dimas dan kawan-kawan mencatakan 207 peluang. Garuda Jaya juga membukukan lebih dari 600 sentuhan per-pertandingan. Namun, menurut pelatih 51 tahun itu, statistik itu masih belum memuaskan.
“Kami melakukan 207 kali membuat peluang. Tapi kami hanya mampu menciptakan 20 gol plus satu melawan Persiba Balikpapan (yang sempat ditunda karena lampu stadion padam). Jadi, rata-rata, kami mampu mencetak 1,17 gol per pertandingan. Ini menjadi pekerjaan rumah kami ke depan,” ujar Indra dalam jumpa pers di kantor PSSI, Jumat 28 Maret 2014.
Mantan pelatih PSP Padang itu membandingkan kekuatan Indonesia dengan salah satu pesaing terkuat di Piala Asia U-19, Jepang. Indra menjelaskan, Tim Negeri Matahari Terbit mampu menciptakan 7 gol dari 10 peluang yang mereka ciptakan saat mengalahkan Vietnam 7-0 di laga uji coba.
“Jika dibandingkan dengan Jepang, kami masih jauh. Jepang bisa membuat 7 gol dari 10 kesempatan. Artinya, dari 70% persen peluang yang didapat Jepang berhasil menjadi gol,” sambung Indra.
Tetapi Indra mengatakan, laga Jepang vs Vietnam tidak bisa dijadikan tolak ukur, raksasa sepakbola di Asia itu bisa mendominasi turnamen Piala Asia U-19. “Banyak faktor yang menentukan, seperti taktik, cuaca atau pemain yang diturunkan,” kata dia.
Kendati jadwal padat harus dijalani Timnas U-19, namun Indra menegaskan, tidak ada pemain yang mengalami penurunan keugaran. Indra berpendapat, pemain muda dalam skuatnya hanya membutuhkan rata-rata waktu pemulihan selama 3,37 hari satu kali pertandingan.