Sejak meninggalkan Stamford Bridge, Bruyne sukses memperlihatkan kualitasnya dengan menjadi salah satu bintang di kompetisi Bundesliga bersama Wolfsburg.
Seperti dilansir media FourFourTwo, ekali lagi Mou menegaskan Chelsea
membuat keputusan benar dengan melepas De Bruyne dan yakin pemain 24
tahun tidak akan bersinar seperti sekarang jika ia tetap di London
barat.
“Terkait De Bruyne, jika Anda punya pemain mengetuk pintu Anda dan menangis setiap hari karena ingin pergi, Anda harus membuat keputusan. Saat itu, Chelsea bekerja dengan baik,” kata Mourinho kepada reporter.
“Jika De Bruyne tetap di sini, tidak bahahgia dan tidak termotivasi, dan kami menjualnya setelah setahun, kami akan mendapat harga lebih sedikit - 50 persen lebih sedikit dibanding saat kami menjualnya. Jadi kami melepasnya. Saat ini, itu bisnis yang bagus.
“Jika seseorang datang dan membayar untuknya seharga seperti Messi atau Cristiano, dilihat oleh dunia itu bisnis yang buruk dari kami,” lanjut The Happy One.
“Tapi, jika ia tetap di Chelsea dan tidak di Wolfsburg, ia tidak akan mencapai level ini. Ini seperti tembok, sebuah blok. Ia tak siap bersaing. Ia remaja yang kecewa, latihan sangat buruk. Ia selalu bilang ia latihan dengan baik, tapi ia butuh motivasi untuk latihan dengan main setiap laga. Andre Schurrle agak sama.” pungkasnya.
“Terkait De Bruyne, jika Anda punya pemain mengetuk pintu Anda dan menangis setiap hari karena ingin pergi, Anda harus membuat keputusan. Saat itu, Chelsea bekerja dengan baik,” kata Mourinho kepada reporter.
“Jika De Bruyne tetap di sini, tidak bahahgia dan tidak termotivasi, dan kami menjualnya setelah setahun, kami akan mendapat harga lebih sedikit - 50 persen lebih sedikit dibanding saat kami menjualnya. Jadi kami melepasnya. Saat ini, itu bisnis yang bagus.
“Jika seseorang datang dan membayar untuknya seharga seperti Messi atau Cristiano, dilihat oleh dunia itu bisnis yang buruk dari kami,” lanjut The Happy One.
“Tapi, jika ia tetap di Chelsea dan tidak di Wolfsburg, ia tidak akan mencapai level ini. Ini seperti tembok, sebuah blok. Ia tak siap bersaing. Ia remaja yang kecewa, latihan sangat buruk. Ia selalu bilang ia latihan dengan baik, tapi ia butuh motivasi untuk latihan dengan main setiap laga. Andre Schurrle agak sama.” pungkasnya.