Menotti mengakui, pasukan asuhan Alejandro Sabella harus bersusah payah untuk lolos dari babak penyisihan grup. Mereka sering unggul hanya dengan skor tipis dan terlalu mengandalkan Lionel Messi soal urusan gol.
Kesulitan Argentina berlanjut di fase gugur. Mereka memetik kemenangan tipis atas Swiss dan Belgia untuk melangkah ke semifinal. Di babak semifinal, tim ‘Tango’ juga bermain ketat dengan Belanda sepanjang 120 menit sebelum akhir menang adu penalti.
Menurutnya, Messi dkk punya solusi untuk mengatasi kebuntuan masalah menceploskan gol. Di saat tim yang sangat tergantung pada satu pemain dan prediksi laju mereka tidak terlalu jauh, justru Argentina bisa melangkah sampai partai puncak.
"Aku sangat senang. Hasil ini melebihi harapan-harapan yang ada," kata Menotti kepada ESPN.
"Tim telah memulai dengan beberapa kesulitan, tapi mereka mampu mengatasinya."
Saat ditanya tentang keberadaan Sabella di kursi pelatih, ini pandangan Menotti. "Pelatih yang meraih kesuksesan yang penting. Ada beberapa hal yang membuatku sangat bangga, seperti menempatkan Demichelis, yang bisa sinkron sangat bagus dengan Mascherano."
Pada kesempatan yang sama, Menotti mengungkapkan dirinya lebih suka Argentina bertemu Jerman di final dibanding menghadapi Belanda.
"Van Gaal bermain dengan sangat berstruktur dan tidak membiarkan lawan bermain. Dan mereka mampu melakukan serangan balik, menutup ruang lawan."
"Jerman punya ide permainan lainnya, memiliki mobilitas yang hebat. Tapi, mereka tidak punya figur hebat, seperti Robben, Messi atau Neymar. Seluruh dunia tahu kalau kalian menghentikan Messi, maka 80 persen kemampuan kreatif tim akan ikut berhenti," papar Menotti.
