Ajangbola.com - Nasib hancur, atau memalukan menjadi tajuk favorit sejumlah media
massa di Negeri Matador usai Spanyol remuk 1-5 dari Belanda di duel
pembuka Grup B Piala Dunia 2014 (13/6). La Furia kini di ambang bencana
gagal lolos dari fase grup.
Spanyol bukan tim juara bertahan Piala Dunia
pertama yang menelan kekalahan di laga pembuka mereka di PD berikutnya.
Italia pada PD 1950, Argentina di 1982 dan 1990, serta Prancis pada 2002
juga mengalami kisah yang sama saat datang dengan statusnya sebagai
juara bertahan.
Pada akhirnya, Italia tidak lolos dari fase grup
di PD 1950. Argentina masih bisa lolos ke babak berikut di dua
perhelatan itu dan bahkan mencapai final di 1990. Prancis malah menjadi
juru kunci di grup. Spanyol? Anak asuh Vicente del Bosque pasti lebih
ingin meniru cerita Argentina di Italia 1990.
La Furia Roja masih
berambisi lolos. Syaratnya relatif tak mudah. Mereka minimal harus
menang di dua partai tersisa, melawan Cili pada Rabu (18/6) dan
Australia (23/6). Fokus harus satu per satu laga.
Hasil apapun
selain menang melawan Cili bisa memastikan Spanyol angkat kaki lebih
dini. Duel ini ibarat final dan asumsi itu praktis diamini sebagian
besar elemen La Furia Roja.
Sebuah konklusi diambil Del Bosque.
Solusi instan agar Spanyol setidaknya tampil lebih baik ketimbang partai
pertama adalah merevolusi skuat.
“Akan ada perubahan. Bisa jadi
tiga sampai empat pemain. Tapi, bukan berarti perubahan ini ialah
hukuman bagi mereka yang diganti. Kompetisi sangat pendek, jadi saya
harus segera mencari solusi,” ungkap Del Bosque di situs FIFA.
“Laga
melawan Cili adalah final buat kami. Mereka sangat berbahaya dengan
Arturo Vidal dan Alexis Sanchez bintangnya. Intensitas mereka amat
tinggi, tapi kemenangan telah menjadi kewajiban buat kami,” tutur
gelandang Pedro Rodriguez.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)