Ajangbola.com - Dalam sebuah even olahraga besar seperti Piala Dunia, pasti selalu muncul pendapat tentang final impian pasca undian dilakukan. Sejak
Desember tahun lalu, dunia pun menunggu pertemuan Brasil dan Spanyol di
partai puncak Piala Dunia 2010.
Selama Brasil dan Spanyol sanggup menjadi juara di grup masing-masing, skenario final impian bisa terjaga.
Bila
salah satu dari mereka ada yang menjadi runner-up, plan B sudah
dipersiapkan. Spanyol dianggap bisa mengatasi Brasil bila keduanya
bertemu di babak 16 besar. Nah, pertemuan Spanyol dan Belanda dianggap
akan menyelamatkan sepak bola indah yang kini ditinggalkan Brasil.
Tentu saja tak mudah bagi Belanda menjadi pemuncak Grup E ketika di sana ada Denmark, Jepang, dan Kamerun.
Lalu,
impian ketiga pun muncul. Bagaimana kalau Brasil bertemu tim spesialis
turnamen, Jerman? Atau Brasil berjumpa juara bertahan, Italia?
Puluhan
skenario bisa dikemukakan. Namun, munculnya nama Spanyol dan Belanda
sebagai kandidat kuat mencapai partai final di Johannesburg pada 11 Juli
2010 menunjukkan sebuah harapan terjadinya perubahan.
Untuk
pertama kali, Benua Afrika menjadi tuan rumah Piala Dunia. Di Afrika
Selatan, dunia pun layak berharap dominasi tujuh negara pemegang gelar
juara sejak 1930 didobrak.
Harapan tinggi itu ternyata tak bisa
diterima semua kalangan. Dari kubu La Furia Roja, bek Sergio Ramos
diberitakan merasa terganggu dengan status Spanyol sebagai favorit
juara. Sikap Ramos ini berbeda 180 derajat dari striker Fernando Torres.
Ramos lebih memilih Italia, Brasil, Portugal, dan Belanda sebagai kandidat juara.
Bagaimana
dengan Inggris? Wartawan di Afrika Selatan pasti akan menunggu bukti
ucapan legenda sepak bola Belanda, Johan Cruyff, yang menuding Inggris
di bawah asuhan Fabio Capello hanya peduli pada hasil dan tidak bakal
sanggup mencapai final.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)