Ajangbola.com - Laga seru akan terjadi pada Senin dini hari mendatang, laga syarat penuh gengsi akan terjadi di Santiago Bernabeu, dimana Real Madrid akan menjamu rival bebuyutannya FC Barcelona.
Perang dua rival abadi ini akan kian terasa mendebarkan lantaran pemenang dari pertempuran El Clásico kedua pada jornada 29 ini, bakal jadi ajang pertaruhan gelar La Liga. El Real sendiri masih bergeming di pucuk klasifika dengan selisih empat poin dari sang tamu.
Megabintang Madrid, Cristiano Ronaldo, tak segan mengindikasikan melibatkan titel La Liga dalam ambisi treble winners-nya musim ini, selain tentunya gelar Copa del Rey yang juga akan mempertemukan mereka dengan Los Cules dan pastinya misi La Decima di Liga Champions.
“Saya melihat tim tengah tampil baik saat ini dan selangkah demi selangkah, kami akan berusaha mencapai target kami memenangi tiga kompetisi,” seru Ronaldo.
Tapi siapa bilang gelar La Liga sudah di luar jangkauan Barca, meski saat ini terpaksa menggantungkan diri di peringkat tiga klasemen.Mediocampista Andrés Iniesta malah antusias untuk mendekatkan diri mereka dalam rangka mempertahankan gelar di tempat sulit macam Bernabéu.
“Kami selalu harus bertandang ke Bernabéu untuk memperjuangkan gelar. Kami sudah berada di masa-masa final musim ini dan kesalahan akan berdampak besar,” timpal Iniesta.
Bintang Barca, Lionel Messi juga turut menambahkan,: “Semoga kami bermain hebat. Kami tahu akan berat, tapi kami akan melakukan segalanya untuk meraih gelar sampai saat terakhir,” sambung La Pulga.
Los Merengues juga punya keinginan membalas kekalahan 1-2 pada pertemuan pertama musim ini di Camp Nou. Tapi lupakanlah catatan pertemuan terakhir karena yang pasti, Madrid punya pendekatan berbeda menyongsong bentrokan klasik ini.
Semenjak rezim José Mourino berakhir, kubu “si Putih” nampak lebih kalem. Tak ada psywar, hanya ada respons nyata di lapangan terhadap berbagai isu, serta konsistensi dan atmosfer yang lebih nyaman terasa di skuad Madrid. Sosok Carlo Ancelotti, lebih memprioritaskan mind-gamesyang tenang ketimbang emosi semata.
“Mourinho mengupayakan segalanya untuk mengalahkan Barca. Hal itu menyenangkan buat kubu Katalan. Clásico sesuatu yang tak pernah bisa dipecahkan olehnya. Saya kira kekalahan 0-5 di laga pertamanya mengisyaratkan kariernya,” sindir mantan pelatih Barca, César Luis Menotti.
“Saya tak pernah tahu jawabannya. Kadang luar biasa rasanya melihat dia di bench dan melihat pemain-pemain yang dimilikinya. Carlo Ancelotti lebih tenang, mungkin membosankan tapi beberapa pemain lebih baik begitu. Sepertinya sekarang Madrid lebih tenang dan juga mereka bertransformasi jadi tim yang lebih konsisten,” lanjutnya.
Faktor Messi dan Ronaldo seolah jadi bumbu yang tak boleh terlewatkan di laga ini. Lebih-lebih, Ronaldo masih mampu menjaga kondisinya yangon-fire dan Messi, seakan lahir kembali usai masa-masa sulit di musim dingin.
Bukan rahasia lagi bahwa keduanya bak senjata terdepan buat masing-masing kubu sebagai. Apalagi keduanya selama ini juga acap dijadikan perang urat syaraf di mana perbandingan keduanya sudah tak terhitung berapa kali Messi dan Ronaldo dibandingkan.
Tapi banyak anggapan yang mengatakan, ketika Ronaldo yang tampil lebih baik, maka Madrid-lah yang menang. Pun demikian sebaliknya. Di depan gawang, mungkin Ronaldo terlihat lebih sangar, namun siapa bilang Messi tak kalah bikin down mental lawan ketika sudah menari-nari di kotak penalti lawan?
“Menurut saya sejujurnya, Cristiano bagaikan binatang buas, dia pemain yang sangat penting untuk Real Madrid. Ketika Madrid tak tampil terbaik, dia bisa jadi pembeda,” aku defensor Barca, Jordi Alba.
“Namun kami punya Leo (sapaan Messi) dan pemain-pemain lainnya dan saya pikir, kami lebih dari sekadar tim yang terdiri dari sekumpulan individual,” tambahnya.
Jika ingin menilik lebih jauh, duel klasik raksasa ini sejatinya punya makna lebih dari sekadar kemenangan, tiga poin atau penentu gelar. Tapi jauh di lubuk hati terdalam Barcelonistas dan Madridista, duel ini adalah tentang kebanggaan diri.
Kebanggaan antara warga Katalan dan Ibu Kota. Dua community yang berbeda dan masih punya friksi yang terkubur sejak Perang Saudara puluhan tahun silam. Di abad ke-21 ini, permusuhan berdarah itu dibawa ke medan tempur yang lebih “beradab”, di lapangan hijau.
Selama ini, peperangan di atas medan “hijau” itu sudah terjadi 258 kali di berbagai kesempatan baik di pentas domestik, Eropa maupun sekadar laga di luar event resmi. So far, Barca lebih sering menang perang dengan catatan 106 kemenangan. Adapun 58 laga lainnya terpaksa imbang.
Lantas bagaimana dengan epidode ke-259 Senin mendatang? Selalu sulit untuk bikin prediksi soal El Clásico. Tapi yang pasti belakangan ini keduanya jarang bersedia berbagi angka walau Madrid, tetap jadi favorit, 55-45, untuk memulangkan Barca dengan kepala tertunduk.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)