
"Tuan Kroenke telah membuat prioritas bertemu dengan pendukung dan kelompok suporter dalam kondisi formal dan informal. Dia mengakui bahwa fans adalah jantung klub. Pendapat dan keterlibatan mereka (suporter) penting baginya," pernyataan klub di awal datangnya Kroenke sebelum April 2011 seperti dilansir Guardian, Selasa (15/10/2013).
Setelah membeli saham mayoritas Arsenal (62, 89%) seharga 731 juta pound atau sekitar Rp 12 triliun dua tahun silam, hingga kini miliarder asal Amerika Serikat itu belum juga menepati janjinya tersebut.
"Tuan Kroenke sepenuhnya mengharapkan ia, jajaran direksi, dan eksekutif klub untuk terus terlibat dengan suporter demi kesehatan klub jangka panjang," lanjut pernyataan klub.
Pada Kamis 10 Oktober lalu, empat kelompok suporter Arsenal -- The Arsenal Independent Supporters Association, The Arsenal Supporters Trust, The Black Scarf Movement, dan REDaction, telah mengirimkan surat kepada Kroenke untuk mengingatkan janji yang pernah dibuatnya. Hingga sekarang, surat tersebut belum mendapat tanggapan. Jika memang tidak terwujud, maka kemungkinan besar kelompok suporter tersebut akan kembali melakukan aksi protes.
Aksi protes para supporter Arsenal sendiri sempat akan terjadi dikala tim kesayangannya itu takluk 1-3 oleh Aston Villa di markas sendiri, Emirates Stadium, pada laga perdana Liga Premier musim ini. namun hal itu urung dilakukan setelah pembelian sukses manajemen Arsenal terhadap pemain gelandang timnas Jerman Mehsut Ozil.